Monday, October 22, 2012

Dipilih Dipilih, Bahan 'Ajaib' atau Beneran Ajaib?

Ngeliat klaim produk-produk kecantikan/kesehatan yang seringkali menyertakan jargon kayak gini:
'Mengandung Bahan Ajaibitin Superinensis Ampuhsia untuk menuntaskan masalah Anda' blah blah blah blah, dan reaksi kita seringnya kayak begini: 'Ohyaaaaa?Wah, boleh nih dicobain, kan alami, kan herbal, kan natural'.

Beneran?Ciyuusss?
Nope.Nggak semua gitu.
Di dunia marketing, jurusan saya kuliah dulu, ada istilah yang namanya 'bubble' [klik link untuk definisi].  Gampangnya, bubble adalah tren dalam dinamika pasar. Seperti namanya, tren ini gampang sekali diciptakan, dan gampang sekali pecah.

Di jaman dahulu kala, waktu informasi hanya dari koran atau koran dinding di balai desa, atau siaran radio kemresek, bubble lebih sedikit jumlahnya daripada di jaman dimana anak - anak ABG dengan smartphone bisa nge-tweet kalo si A yang abis pipis dibawah pohon duren,tiba2 punya tahi lalat bentuk duren di jidatnya. Oke, ngaco kan?

Tapi mengutip Nate Ford, ''Well, absolutely not, but, you know, any lie can last, you know, 10 minutes. See, what we needed to do is, we needed to get everyone to believe the same lie for the same 10 minutes.'
Hasilnya? Itu,ditambah keengganan orang untuk mencari informasi, maka hal yang sebenarnya nggak akurat itu jadi sebuah 'kebenaran'.
Check this out.

Source is here,click for larger view


Dengan banjirnya informasi lewat socmed, portal berita, majalan online, dll dsb, kita kadang nggak tau memilih. Wajar, karena produsen maunya kita begitu.Studi menyatakan, banjir informasi membuat otak kita 'malas'.Proses mengambil keputusan menjadi rumit, dan kadang,malah tidak ada keputusan samasekali. Untuk itulah bubble ada.Tren silih berganti, dan kita mengikuti itu.

Kita liat lagi gambarnya, masing2 bahan ada kasta2nya berdasarkan bukti2 ilmiah dari hasil riset kalangan berbeda yang sampai di kesimpulan yang sama. Dari sini, sesuatu dapat dikatakan valid. Klaim didapat dari hasil riset, dan pelaku riset bukanlah satu orang. Dengan kata lain, klaim nya bukan klaim sepihak [baca: produsen saja].
Makin ke atas[biru], berarti sudah terbukti, kebawah dikit/hijau: bagus, kuning: ada prospek positif, makin kebawah lagi kuningnya: mulai dari bukti2 yang kontradiksi, ada sangat sedikit bukti, dan tidak ada bukti samasekali.
Dan....alangkah tertegun nya saya, ketika tau betapa banyaknya embel2 bahan di produk kecantikan/kesehatan saat ini ternyata...ada di bagian paling bawah.
NO EVIDENCE.
Really? Kadang, menjadi orang skeptis itu ada baiknya. Kita akan terus mencari,mencari dan mencari fakta yang sebenarnya sebelum memutuskan untuk : 'Ya, saya mau pake produk ini'.
Dan saat ini, saya sedang menjadi orang skeptis itu.
Inti dari post ini adalah, teliti sebelum membeli, pastikan jangan jadi kelinci percobaan gratis tanpa asuransi ;)

No comments:

Post a Comment